Monday, June 14, 2021

Teks Cerpen

 

1.     Bacalah kutipan cerpen “Udara seperti membeku ….” pada buku halaman 106, kemudian tentukan tema dari kutipan tersebut.

Udara seperti membeku di Edelweiss Room, sebuah kamar rawat inap, di RS Fatmawati, Jakarta Selatan. Dan, di tempat tidur yang serba putih, Novia terbaring beku dalam waktu yang juga membeku. Ia tidak berani menghitung lagi berapa kali jarum jam di ruangan itu melewati angka dua belas, makin mendekati ajalyang bakal menjemputnya.

Dokter telah memprediksi usianya tinggal sekitar sebulan karena leukemia yang akut, dan satu-satunya yang ia tunggu dari kekasihnya adalah sekuntum mawar biru. A, mawar biru. Bukan mawar merah atau putih. Dan, hanya sekuntum, bukan seikat atau sekeranjang.

Tapi, adakah mawar berwarna biru? Sang kekasih, Norhuda, sebenarnya tidak yakin. Yang pernah ia lihat adalah mawar merah, putih, atau kuning. Ketiganya tumbuh dan berbunga lebat di halaman rumahnya. Tapi, mawar biru? Ia tidak yakin. Bunga berwarna biru yang pernah ia lihat hanya anggrek bulan dan anyelir. Itu pun bukan persis biru, tapi keunguan.

Robohnya Surau Kami – A.A. Navis

 

KUTIPAN

TEMA

PENJELASAN

1

Tema cuplikan cerpen tersebut adalah keinginan tokoh seorang wanita yang terkena leukemia akut untuk mendapatkan mawar biru.

 

 

Tema tersebut diketahui dari pemikiran tokoh Novia yang diceritakan secara naratif oleh penulis. Menjelaskan keadaan pasien yang sakit. (Latarnya bertempat di rumah sakit) (Kalimat pertama paragraph ke-2)

 

2.   Bacalah kutipan cerpen “Semua jadi pucat pasi ….” pada buku halaman 108, kemudian tentukan amanat dari kutipan tersebut.

Semuanya jadi pucat pasi tak berani berkata apa-apa lagi. Tahulah mereka sekarang apa jalan yang diridai Allah di dunia.

Tetapi Haji Saleh ingin juga kepastian, apakah yang dikerjakannya di dunia ini salah atau benar. Tetapi ia tak berani bertanya kepada Tuhan, ia bertanya saja pada malaikat yang menggiring mereka itu.

“Salahkah menurut pendapatmu, kalau kami menyembah Tuhan di dunia?” Tanya Haji Saleh.

“Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat bersembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak istrimu sendiri, hingga mereka itu kocar-kacir selamanya. Itulah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis. Padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak memedulikan mereka sedikit pun.”

Robohnya Surau Kami – A.A. Navis

 

KUTIPAN

AMANAT

PENJELASAN

1

Tidak mementingkan diri sendiri

 

Karena Haji Saleh meninggalkan keluarganya demi dirinya sendiri.

 

2

Beribadah dengan benar

 

 

Karena Haji Saleh beribadah bukan karena ketulusan hatinya tetapi karena ia takut masuk neraka.

 

3.    Bacalah kutipan cerpen “Tapi seperti kamu juga, ….” pada buku halaman 110, kemudian tentukan alur dan plot dari kutipan tersebut.

“Tapi seperti kamu juga, apa yang disebutnya tidak dimasukkan ke hatinya, bukan?”

“Ada, Tuhanku.”
“Kalau ada, mengapa biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua? Sedang harta bendamu kau biarkan orang lain mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri engkau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang aku menyuruh engkau semuanya beramal di samping beribadat.

Bagaimana engkau bisa beramal kalau engkau miskin? Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk disembah saja, hingga kerjamu lain tidak memuji-muji dan menyembah-Ku saja. Tidak. Kamu semua mesti masuk neraka! Hai malaikat, halaulah mereka ini kembali ke neraka. Letakkan di keraknya.”

Semuanya jadi pucat pasi tak berani berkata apa-apa lagi. Tahulah mereka sekarang apa jalan yang diridai Allah di dunia.

Robohnya Surau Kami – A.A. Navis

 

KUTIPAN

ALUR

JENIS KONFLIK

PENJELASAN

1

Maju

Konflik sosial

 

Ada tokoh lain yang menasihati bahwa beribadah saja tidak cukup untuk menopang kehidupan kita, kita tetap perlu bekerja keras disamping beribadah saja.

 

 

4.     Bacalah kutipan cerpen “Deg! Jantung Leya ….” pada halaman 111, kemudian tentukan penokohan dari kutipan tersebut.

Deg! Jantung Loya bagai berhenti berdetak, beberapa saat. Kemudian keras, menyesakkan napasnya. Tubuhnya tegak kaku di bangkunya matanya berputar cepat, memandang ketiga orang yang duduk di sekitarnya dengan perasaan campur aduk: cemas, gelisah, juga penasaran. Sejenak muncul keraguan di hatinya, tak percaya pada apa yang di gadis itu. Tapi sikap gadis itu dan ketakutan yang terpancar jelas di waish matanya menghapus keraguan Leya. la yakin, sangat yakin, gadis itu benar dalam bahaya. Tapi bahaya apa? Dan, apa dia mau menolong? Dan menundukkan kepalanya, berpura-pura membaca, lalu berusaha menenane perasaannya dengan menarik napas dalam-dalam dan mencoba memik bagaimana ia harus bersikap. Seluruh kegembiraannya dalam perjalanan liburan ini, lenyap sudah. Ketenangannya betul-betul terganggu.

 

KUTIPAN

WATAK TOKOH

CARA PENGGAMBARAN

1

Loya : Mudah khawatir

 

Dijelaskan secara langsung pada kalimat ke-3

 

 

 

5.    Carilah penjelasan mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam teks cerpen!

NO.

JENIS NILAI

PENGERTIAN

CONTOH PENERAPAN DALAM KEHIDUPAN

1

Nilai Agama

Nilai yang berkaitan dengan perilaku benar/salah dalam menjalankan perintah Tuhan.

  - Mengawali setiap aktivitas dengan berdoa 

- Setiap sebelum dan setelah makan mengawali dengan berdoa

2

Nilai Budaya

Nilai yang berkaitan dengan pemikiran, kebiasaan, dan hasil karya cipta manusia.

- Mengatakan permisi setiap lewat di depan orang 

- merayakan ulang tahun 

3

Nilai Sosial

 Nilai yang berkaitan dengan hubungan antarsesama.

 - gotong royong di lingkungan masyarakat 

- nilai tolong menolong sesuai dengan nilai sosial masyarakat desa 

4

Nilai Moral

 Nilai yang berkaitan dengan perbuatan baik/buruk dalam hidup bermasyarakat.

 - menghormati ayah dan ibu 

- mengucapkan terima kasih setiap kali dibantu oleh orang lain.