1. Bacalah
kutipan cerpen “Udara seperti membeku ….” pada buku halaman 106, kemudian
tentukan tema dari kutipan tersebut.
Udara seperti membeku di Edelweiss Room,
sebuah kamar rawat inap, di RS Fatmawati,
Jakarta Selatan. Dan, di tempat tidur yang serba putih, Novia terbaring beku
dalam waktu yang juga membeku. Ia tidak berani menghitung lagi berapa kali
jarum jam di ruangan itu melewati angka dua belas, makin mendekati ajalyang
bakal menjemputnya. Dokter
telah memprediksi usianya tinggal sekitar sebulan karena leukemia yang akut,
dan satu-satunya yang ia tunggu dari kekasihnya adalah sekuntum mawar biru.
A, mawar biru. Bukan mawar merah atau putih. Dan, hanya sekuntum, bukan
seikat atau sekeranjang. Tapi,
adakah mawar berwarna biru? Sang kekasih, Norhuda, sebenarnya tidak yakin.
Yang pernah ia lihat adalah mawar merah, putih, atau kuning. Ketiganya tumbuh
dan berbunga lebat di halaman rumahnya. Tapi, mawar biru? Ia tidak yakin.
Bunga berwarna biru yang pernah ia lihat hanya anggrek bulan dan anyelir. Itu
pun bukan persis biru, tapi keunguan. Robohnya Surau Kami – A.A. Navis |
KUTIPAN |
TEMA |
PENJELASAN |
1 |
Tema cuplikan cerpen tersebut adalah
keinginan tokoh seorang wanita yang terkena leukemia akut untuk mendapatkan
mawar biru. |
Tema tersebut
diketahui dari pemikiran tokoh Novia yang diceritakan secara naratif oleh
penulis. Menjelaskan keadaan pasien yang sakit. (Latarnya bertempat di rumah sakit)
(Kalimat pertama paragraph ke-2) |
2. Bacalah
kutipan cerpen “Semua jadi pucat pasi ….” pada buku halaman 108, kemudian tentukan
amanat dari kutipan tersebut.
Semuanya jadi pucat pasi tak berani berkata
apa-apa lagi. Tahulah mereka sekarang apa jalan yang diridai Allah di dunia. Tetapi
Haji Saleh ingin juga kepastian, apakah yang dikerjakannya di dunia ini salah
atau benar. Tetapi ia tak berani bertanya kepada Tuhan, ia bertanya saja pada
malaikat yang menggiring mereka itu. “Salahkah
menurut pendapatmu, kalau kami menyembah Tuhan di dunia?” Tanya Haji Saleh. “Tidak.
Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau
takut masuk neraka, karena itu kau taat bersembahyang. Tapi engkau melupakan
kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak istrimu sendiri, hingga
mereka itu kocar-kacir selamanya. Itulah kesalahanmu yang terbesar, terlalu
egoistis. Padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau
tak memedulikan mereka sedikit pun.” Robohnya Surau Kami – A.A. Navis |
KUTIPAN |
AMANAT |
PENJELASAN |
1 |
Tidak mementingkan
diri sendiri |
Karena Haji
Saleh meninggalkan keluarganya demi dirinya sendiri. |
2 |
Beribadah
dengan benar |
Karena
Haji Saleh beribadah bukan karena ketulusan hatinya tetapi karena ia takut
masuk neraka. |
3. Bacalah
kutipan cerpen “Tapi seperti kamu juga, ….” pada buku halaman 110, kemudian
tentukan alur dan plot dari kutipan tersebut.
“Tapi seperti kamu juga, apa yang disebutnya tidak dimasukkan ke hatinya,
bukan?” “Ada, Tuhanku.” Bagaimana engkau bisa beramal
kalau engkau miskin? Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk disembah saja,
hingga kerjamu lain tidak memuji-muji dan menyembah-Ku saja. Tidak. Kamu
semua mesti masuk neraka! Hai malaikat, halaulah mereka ini kembali ke
neraka. Letakkan di keraknya.” Semuanya jadi pucat pasi tak
berani berkata apa-apa lagi. Tahulah mereka sekarang apa jalan yang diridai
Allah di dunia. Robohnya Surau Kami – A.A. Navis |
KUTIPAN |
ALUR |
JENIS
KONFLIK |
PENJELASAN |
1 |
Maju |
Konflik
sosial |
Ada
tokoh lain yang menasihati bahwa beribadah saja tidak cukup untuk menopang
kehidupan kita, kita tetap perlu bekerja keras disamping beribadah saja. |
4. Bacalah
kutipan cerpen “Deg! Jantung Leya ….” pada halaman 111, kemudian tentukan penokohan
dari kutipan tersebut.
Deg! Jantung Loya bagai berhenti berdetak, beberapa saat. Kemudian keras,
menyesakkan napasnya. Tubuhnya tegak kaku di bangkunya
matanya berputar cepat, memandang ketiga orang yang duduk di sekitarnya
dengan perasaan campur aduk: cemas, gelisah, juga penasaran. Sejenak muncul keraguan di
hatinya, tak percaya pada apa yang di gadis itu. Tapi sikap gadis itu dan
ketakutan yang terpancar jelas di waish matanya menghapus keraguan Leya. la
yakin, sangat yakin, gadis itu benar dalam bahaya. Tapi bahaya apa? Dan, apa
dia mau menolong? Dan menundukkan kepalanya, berpura-pura membaca, lalu
berusaha menenane perasaannya dengan menarik napas dalam-dalam dan mencoba
memik bagaimana ia harus bersikap. Seluruh kegembiraannya dalam perjalanan
liburan ini, lenyap sudah. Ketenangannya betul-betul terganggu. |
KUTIPAN |
WATAK TOKOH |
CARA PENGGAMBARAN |
1 |
Loya :
Mudah khawatir |
Dijelaskan
secara langsung pada kalimat ke-3 |
5. Carilah
penjelasan mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam teks cerpen!
NO. |
JENIS NILAI |
PENGERTIAN |
CONTOH PENERAPAN
DALAM KEHIDUPAN |
1 |
Nilai Agama |
Nilai yang berkaitan
dengan perilaku benar/salah dalam menjalankan perintah Tuhan. |
|
2 |
Nilai Budaya |
Nilai yang berkaitan
dengan pemikiran, kebiasaan, dan hasil karya cipta manusia. |
- Mengatakan permisi setiap lewat di depan orang |
3 |
Nilai Sosial |
|
|
4 |
Nilai Moral |
|
- menghormati ayah dan ibu |